DBD atau demam berdarah adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, jutaan infeksi penyakit ini terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya. Kita semua sepertinya perlu untuk mengetahui ciri-ciri sakit DBD, penyebab, dan cara mengobatinya sebelum atau setelah terinfeksi. Untuk itu simak artikel kali ini sampai habis, semoga bermanfaat.
Ciri-ciri Sakit DBD
Pada umumnya sakit DBB ringan akan menyebabkan penderitanya mengalami demam dan gejala seperti flu. Sedangkan untuk DBD yang parah, penderitanya akan mengalami pendarahan serius dan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba. Bila tidak ditangani dengan serius, ini dapat menyebabkan kematian. Namun agar lebih luas, silakan simak ciri-ciri sakit DBD lebih lanjut sebagai berikut.
Demam tinggi
Ciri-ciri sakit DBD yang pertama adalah demam. Demam yang disebabkan penyakit ini akan terjadi secara mendadak atau tiba-tiba dan tidak disertai dengan batuk, pilek, dan hidung tersumbat. Selain itu, demam yang terjadi bisa mencapai 40 derajat Celsius dengan lama demam antara dua hingga tujuh hari.
Sakit kepala
Hal ini memang sangat biasa bagi penderita DBD. Setelah beberapa waktu penderita mengalami demam, yang terjadi selanjutnya yaitu timbul sakit kepala yang cukup parah. Sakit kepala tersebut akan bersamaan dengan rasa nyeri di belakang mata.
Mual dan muntah
Ciri-ciri sakit DBD yang berikutnya yakni mual dan muntah. Setidaknya penderita akan mengalami kondisi ini selama dua sampai empat hari sejak terinfeksi. Hal ini juga termasuk dalam masalah pencernaan yang mengganggu pada perut.
Muncul ruam merah
Ruam merah adalah salah satu ciri yang paling khas bila seseorang menderita DBD, ciri ini umumnya akan mulai terjadi pada hari ketiga dan berlangsung dalam dua hingga tiga hari. Ruam merah yang terjadi biasanya akan muncul di area wajah, kaki, dada, dan tangan.
Tubuh mengalami kelelahan
Ciri-ciri sakit DBD selanjutnya yaitu tubuh mengalami kelelahan. Penderita akan kehilangan nafsu makan akibat pencernaan yang bermasalah, sehingga tubuh akan kekurangan asupan energi. Hingga pada akhirnya membuat tubuh lelah dan melemah.
Otot terasa nyeri
Penderita DBD sangat memungkinkan merasa nyeri pada beberapa bagian tubuh, seperti otot, belakang mata, tulang, dan sendi. Ciri ini akan bersamaan dengan tubuh yang menggigil dan berkeringat. Masa nyeri akan terjadi kurang lebih selama 4 hingga 10 hari sejak terinfeksi.
Penyebab Sakit DBD
Pada dasarnya penyakit DBD disebabkan oleh infeksi virus dengue (DENV) yang menular ke manusia dari gigitan nyamuk betina Aedes aegypti. Namun setidaknya ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkannya sebagai berikut.
Terbiasa menggantung baju di kamar
Nyamuk penyebab DBD sangat senang beristirahat di tempat gelap seperti sela-sela baju, oleh karena itu kamar yang banyak baju tergantung dapat menjadi sarang nyamuk. Semakin banyak nyamuknya semakin tinggi risiko terkena DBD.
Memiliki daya tahan tubuh yang lemah
Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik hanya akan mengalami gejala ringan bila terkena penyakit ini. Begitu juga sebaliknya, jika daya tahan tubuhnya lemah maka gejala akan sangat parah, salah satu contohnya adalah bocornya pembuluh darah.
Pernah menderita DBD
Kita perlu terima kenyataan bahwa orang yang pernah terkena penyakit DBD akan sangat memungkinkan untuk terkena penyakit itu lagi dengan lebih mudah.
Curah hujan yang tinggi
Tingginya curah hujan menyebabkan banyak genangan air di berbagai tempat, mulai dari lubang di pohon, pelepah daun, hingga botol bekas. Genangan air tersebut akan menjadi tempat nyamuk untuk berkembang biak, risiko penularan virus dangue akan meningkat seiring bertambahnya populasi nyamuk penyebab DBD.
Cara Mengobati Sakit DBD
Sebagian besar penyakit ini terjadi di daerah tropis dan sub-tropis seperti Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, serta Asia Tenggara. Sampai saat ini belum ada vaksin maupun obat khusus untuk mengobatinya. Meskipun begitu, setidaknya sekarang ada beberapa pereda penyakit ini yang dapat membantu penderita merasa sedikit lebih nyaman.
Bawa penderita ke dokter atau rumah sakit terdekat bila kondisi semakin memburuk. Mungkin saja penderita membutuhkan perawatan di rumah sakit, pemantauan tekanan darah, cairan infus, hingga transfusi untuk menggantikan darah yang hilang.